Perempuan Itu (2-habis)
“Benarkah keputusan itu dari hati nurani?”
Baca Selengkapnya“Benarkah keputusan itu dari hati nurani?”
Baca SelengkapnyaIa masih terus menari. Gerakan tangannya tampak gemulai. Hentakan kakinya menggetarkan setiap hati yang merindu.
Baca SelengkapnyaKetika malam mulai merangkak tinggi, jalanan di pedalaman Arso mulai teramat sepi. Oliga Mawarune, seorang Ondoafi yang sudah makin melemah
Baca SelengkapnyaJam dinding kembali berdentang. Kali ini berbunyi 11 kali. Surtiyah sudah lima jam duduk di teras rumahnya, sejak suara azan
Baca SelengkapnyaPedagang ayam itu diam. Kliwon melihat teman lamanya itu melalui ekor matakanannya. Ia menarik nafas dalam-dalam. “Maafkan saya,” katanya.
Baca Selengkapnya